Selamat ya!

Sementara orang-orang sujud berjamaah, aku berusaha menghidupkan mata yang sempat tak tenang beberapa jam lalu dengan segelas kopi manis-pahit. 

Aku mengaku banyak salah kepada orangtua dan mereka siapapun yang merasa dirugikan, namun lebih terhina bila aku angkuh. 

Kata "maaf" sangat sederhana, indah, dan melegakan hati. Meskipun kini hatiku tak lagi utuh sebagaimana hati yang baru dilahirkan. 

Pagi yang cerah, burung berisik di jendela pertanda masih ada harapan dari banyak orang untuk memaafkan segala brengsekku. 

Selamat lebaran pembacaku! 

Comments

Popular Posts