Frustasi? Cinta! Ha?

Persoalan cinta yang "kupandangi" tidak rumit. Aku hanya "belum pernah rela" untuk melepaskan satu pikiran. Satu-satunya kelemahan. Bila hilang, aku teraniaya oleh perasaanku sendiri hingga kenyang. 

Seperti pendingin di ruangan ini yang akhirnya mengaku capek. Kenapa aku tetap saja memakai selimut? Padahal udara tidak beku. Disitu aku takut dan mustahil pura-pura biasa. 

Tidak ada alasan frustasi, tidak ada alasan terus cinta. Apa yang tidak mungkin? Setiap terlihat berbohong, wajah itu menusuk jantung. Kisah sebentar menjadi aroma yang tidak tertandingi. Seakan-akan demi kebahagiaan orang lain, perasaan kita waktunya terbunuh rapih.

Comments

Popular Posts