Sekelibat Drama

Sudah banyak kata yang terhapus. Aku mencoba tetap mengetik apa yang kurasa membingungkan. Sementara mengetik irama duka tak perlu banyak pertimbangan.

Aku tengah menyaksikan rasa kecewa ibu yang begitu dalam. Mungkin drama atau aku salah berpikir bahwa orang akan melakukan apa saja hanya demi uang. 

Dua hal paling gawat, menuhankan uang dan perasaan. Tapi aku bukan tipikal orang yang suka uang. Namun aku terlanjur menuhankan perasaanku sendiri. 

Manusia gelap mata untuk sebuah tujuan, tapi bisa jadi tujuan tersebut bukanlah apa yang sepatutnya didapatkan. Berbagai cara ditempuh supaya tidak kalah, apa saja asalkan puas.

Aku sendiri tak mau cepat puas agar dapat mengoreksi kembali apa yang dilakukan dan tambah bersemangat tak henti. Ingat, puas tak sama dengan syukur. Puas terkadang buas. 

Barisan-barisan tak tertata rapih. Entah harus menjadi benar atau salah. Semoga kesempatan yang Tuhan berikan tidak datang terlambat.

Comments

Popular Posts