Lagi 30

Hujan 30 Desember membuatku terdiam.
Bangun dari tidur, semua mendadak biasa.
Akhirnya diri pun tersadar segera dijauhkan.
Entah apa yang paling benar untuk hidup, tahuku agama.
Jiwa seakan guncang, ingatan tak mau pergi, hati rusak, muka pucat pasi, tiada yang berarti kecuali menghadap kaca besar.
Selalu ada yang terbaik dari sebuah jalan, tak kira berapa tahun lamanya, tak hiraukan berapa banyak pengorbanan di ujung dogma.
Bukan salahmu agar mereka bahagia atau memilihku sementara.

Comments

Popular Posts