Februari Duka Berlalu

Melihat beberapa halaman ke belakang, goresan tetap tak sempurna. Tuhan Yang Maha Bijakasana selalu memberikan jalan lewat proses sadis. Sekalinya akalku berfungsi itu pun terlalu lemah untuk tidur dengan baik. Jika waktu dapat diputar kembali, maka aku tidak akan pernah belajar. Empat bulan mereka acuh, bahkan hingga sekarang tak ada satu pun harapan. Akhirnya, manusia menolong dirinya sendiri untuk bertahan. Kata-kata yang terkadang patah di tengah susunan. Aku duduk dan berdiri lama terbang melayang berselimut hujatan. Dendam itu memacu jantungku untuk bertahan punya rasa. Februari harusnya akulah orang paling bahagia, namun saat ini lebih dari sebuah keberhasilan! Aku tetap senyum di antara keacuhan kalian.

Comments

Popular Posts