Ayah Mendekaplah

Kusadari ada sosok ayah pada telinga yang selalu mendengar, airmata mungkin begitu saja menetes di pipinya (terbayang di kepalaku). Perbincangan di telefon selesai, aku tak merenung sedetik pun dari angan. Tak lama dari itu, hujan turun bersahaja derasnya. Dunia telah mengabdi pada kesenangan semata, tidak ada tarian yang sempurna saat jalanan menjadi sangat licin untuk bisa berputar-putar. Tuhan tahu segalanya, aku punya wewenang dengan masalah yang seberat ini dan aku tak sendirian menghadapi semburannya. Pesan ayah itu agama, layaknya aku kehilangan sosok, ia mengajarkan bagian lain dari sebutir pil yang wajib dikonsumsi tepat pada irama juga waktu, ibadah mendekaplah.

Comments

Popular Posts