Terlalu Pagi Untuk Main Hati (Lagi)!

Aku menanti rasa yang lebih sabar dari diam ketika aku mencoba mengertimu. Membaca segalanya dengan waktu, menghantar dan menjemput makna tanpa memikirkan rodaku dua atau empat. Haripun kian menusuk, bukan pisau yang tertancap di tulang rusuk. Melainkan angin yang menggoda serpihan kaca untuk berantakan di hatiku. Sejak itu aku bilang, "Aku ingin berhenti disini". Sementara celoteh lain bertahan pada kebenarannya. Dimana tempat yang paling aman untuk mengatakan cinta? Lalu kau tersenyum, "Cinta sejati bukanlah kamu". Sampai akhirnya aku sadar, kenapa kita butuh berkorban demi waktu. Walau kadang tak pernah adil dengan munculnya perpisahan. Adalah tempat, tanggal, bulan, dan tahun saksi yang terhapuskan kala kematian rasa tiba pada saatnya.

Comments

Popular Posts