Jakarta Serabutan Saja

Di jembatan penyeberangan menuju kantor tadi siang,
Aku bilang: "Kenapa jadi begini Tuhan?"
(sambil menahan airmata yang hendak menetes)

Belakangan ini transportasi yang kunaiki sangatlah tidak nyaman,
Bukan hanya supir yang ugal-ugalan melainkan penumpang yang kadang berkelakuan mengerikan,
Beberapa hari lalu seorang bapak-bapak menyolek kepalaku tanpa sebab, saat aku menengok ia tersenyum (mungkin dia stress atau entah apa alasannya begitu)!

Akhirnya aku berpikir kenapa orang lebih memilih berusaha untuk menggunakan kendaraan pribadi,
Ya karena Jakarta rawan kriminalitas!

Tak boleh menaruh curiga juga atas itu,
Kesembronoan orang pribumi ini mendera kalangan atas, menengah, apalagi kalangan bawah dari individualnya masing-masing!

Memposisikan diri memang harus pandai, bahkan tak ada pelajarannya di dalam buku orang pintar!

Indonesia ini negara bebas (bersyukurlah kalian yang suka akan kebebasan, menderitalah untuk kalian yang mencintai kedisplinan),
Peraturan-peraturan gurih untuk dijadikan mata pencaharian (malahan) bukan ditakuti soal denda/hukumannya! Dilakukan lagi, dibuat ulah lagi,
Uang dan yang terpenting tujuan mereka berkutik di itu-itu saja adalah uang!
Uang ini statusnya hampir setaraf sama Tuhan (bisa jadi)?
Mereka betah buat salah, atau mereka terpaksa menyerah!

Begitulah sekiranya sedikit penjabaranku,

Dan tadi siang ada hal lain yang kurasakan hingga harus menahu "Ini Jakarta",
Harus selalu sabar,
Aku berdiri di dalam bis sepanjang perjalanan dari Cibubur sampai aku terpaksa turun di Komdak karena lelah, harus sedikit terpancing emosi dengan ulah kenek aku lakoni!

Segalanya berjalan begitu saja,
Tak ada soal untukku nikmati hari-hari yang seperti ini,
Walau kadang aku tak menyukainya!

Comments

Popular Posts