pelabuhan ratu



masih bersama matahari... ini belum sore!
lupa, kira-kira menunjukkan pukul berapa disini?
bambu yang sedikit kasar, tapi terikat untuk membatasi antara pantai dan pesisirnya...
apa aku juga terbatasi oleh bambu-bambu yang terbuat dari tebangan pohon bambu yang lebat itu?
tak ada pembatas yang tak dapat terbuka... untuk membuka satu pintu hati!
di pelabuhan ratu, tentang suasana di gambar itu,
jangan menyamakan malam dan kesunyian...
jangan samakan aku dengan kerapuhan hati,
walaupun iya, jangan bilang aku selamanya membatasi segala ruang dan waktu tuk terus berdiam diri!
aku ingin ke pantai itu melalui pintu yang terbuat dari bambu itu...
dengan segala proses adaptasiku terhadap matahari yang terbit, terbenam...
dan bulan yang tak muncul karena tak ada langit lagi yang ingin ditemani!
anggaplah kebiruan di air itu hanya sebatas di mata, jangan yang indah jika memang yang terlihat sudah indah...
ciptaan tuhan menafsirkan aku tuk membaca, tuk menulis segala hal,
menciptakan kata dari sebuah gambaran!
sebagian komposisi dari pelabuhan ratu...

Comments

Popular Posts